Ketika Singa Kecil Menangis
16:44:00
Saat ini saya ada di pesawat
menuju Surabaya dari Bogor kembali ke tempat saya menimba ilmu di kampus ITS
Sukolilo. Kali kedua saya pulang ke rumah di Bogor untuk melepas rindu. Saya
tuliskan judul "Singa kecil yang menangis" sebagai refleksi seorang
yang egois nan keras kepala yang mulai menyadari betapa hidup harus dijalani
dengan rasa lembut dan halus. Hidup tidaklah semudah membalikan telapak tangan,
tapi bukan juga sesulit memindahkan bumi dari tempatnya. Hidup juga bukanlah
sesuatu yang harus selalu ditanggapi dengan
pemikiran-pemikiran layaknya para filsuf, bukan juga harus selalu
ditanggapi dengan rasa memelas layaknya tontonan sinetron sore hari. Hidup
adalah sesuatu yang harus dihadapi dengan segala keseimbangannya. Kadang kita
harus mengedepankan cara berpikir, kadang juga kita harus memakai perasaan saat menghadapi masalah.
Satu hal yang perlu dicamkan adalah tidak mungkin sesuatu masalah dapat
dipecahkan dengan meniadakan salah satu faktor diatas. Di setiap masalah
haruslah selalu memandang kedua faktor diatas, kadang kita harus mengedepankan
pemikiran-pemikiran kita dan kadang kita harus memakai perasaan dalam hidup
ini. Mungkin sekarang saya hanyalah seorang anak kecil berumur 16 tahun yang
belum sepenuhnya mengerti harus seperti apa menjalani kehidupan. Satu hal yang
saya pelajari dari orang tua saya adalah hidup bukanlah sesuatu yang harus
dihadapi dengan rasa egoisme, bukan juga sesuatu yang harus dihadapi dengan
rasa berlebihan di setiap saatnya. Keseimbangan antara kedua faktor tersebut mutlak
diperlukan dalam hidup ini, agar InSyaa Allah kita bisa menjalani hidup ini
dengan sesempurna mungkin. Saat ini saya ada di pesawat
menuju Surabaya dari Bogor kembali ke tempat saya menimba ilmu di kampus ITS
Sukolilo. Kali kedua saya pulang ke rumah di Bogor untuk melepas rindu. Saya
tuliskan judul "Singa kecil yang menangis" sebagai refleksi seorang
yang egois nan keras kepala yang mulai menyadari betapa hidup harus dijalani
dengan rasa lembut dan halus. Hidup tidaklah semudah membalikan telapak tangan,
tapi bukan juga sesulit memindahkan bumi dari tempatnya. Hidup juga bukanlah
sesuatu yang harus selalu ditanggapi dengan
pemikiran-pemikiran layaknya para filsuf, bukan juga harus selalu
ditanggapi dengan rasa memelas layaknya tontonan sinetron sore hari. Hidup
adalah sesuatu yang harus dihadapi dengan segala keseimbangannya. Kadang kita
harus mengedepankan cara berpikir, kadang juga kita harus memakai perasaan saat menghadapi masalah.
Satu hal yang perlu dicamkan adalah tidak mungkin sesuatu masalah dapat
dipecahkan dengan meniadakan salah satu faktor diatas. Di setiap masalah
haruslah selalu memandang kedua faktor diatas, kadang kita harus mengedepankan
pemikiran-pemikiran kita dan kadang kita harus memakai perasaan dalam hidup
ini. Mungkin sekarang saya hanyalah seorang anak kecil berumur 16 tahun yang
belum sepenuhnya mengerti harus seperti apa menjalani kehidupan. Satu hal yang
saya pelajari dari orang tua saya adalah hidup bukanlah sesuatu yang harus
dihadapi dengan rasa egoisme, bukan juga sesuatu yang harus dihadapi dengan
rasa berlebihan di setiap saatnya. Keseimbangan antara kedua faktor tersebut mutlak
diperlukan dalam hidup ini, agar InSyaa Allah kita bisa menjalani hidup ini
dengan sesempurna mungkin.
Haekal
Akbar Kartasasmita
Senin, 10
November 2014
0 komentar