Berbisnis Sembari Bekerja Sosial

“Mimpi terbesar Mba, adalah menjadi bagian dari mimpi orang lain”. Kata-kata itulah yang terucap dari seorang Nurul Wakhidatul Ummah atau y...

“Mimpi terbesar Mba, adalah menjadi bagian dari mimpi orang lain”. Kata-kata itulah yang terucap dari seorang Nurul Wakhidatul Ummah atau yang biasa disapa Mba Fida alumni dari Teknik informatika FTIf ITS. Wanita yang kini berprofesi sebagai u sosial atau yang kini dikenal dengan Sociopreneur memberikan inspirasi lebih tentang bagaimana memahami sebuah usaha atau pekerjaan. Menurutnya setelah menekuni bidang bisnis dengan laba yang mencapai puluhan juta rupiah, bisnis bukan hanya berpikir tentang bagaimana mencari untung atau mendapat kerugian. Lebih dari itu menjalankan sebuah bisnis merupakan urusan surga atau neraka, yaitu bagaimana dengan bisnis yang dilakukannya bisa menghantarkannya ke surga, baik melalui cara-cara yang baik juga bagaimana dengan bisnis yang tengah dijalankan bisa membantu meningkatkan taraf hidup orang sekitar.

Berbicara tentang prestasi, wanita yang kini sedang mengembangkan usaha hiModesy, sebuah brand hijab yang pengerjaannya dikerjakan dengan memberdayakan ibu-ibu di desa ini berpendapat bahwa puncak prestasi yang tertinggi adalah yang datangnya dari hati. Prestasi, lomba, jabatan, ketenaran, bisa dijadikan prestasi untuk diri masing-masing namun kebahagiaannya terbatas. Prestasi yang datang dari hati itulah yang merupakan prestasi di puncak tertinggi. Menurutnya prestasi dari hati adalah ketika prestasi tersebut memenuhi tiga unsur utama yaitu meaning, strength, dan pleasure.

Walau dengan prestasi yang cukup membanggakan di berbagai jenjang pendidikannya serta kesuksesannya di bidang wirausaha, namun Mba Fida tetap menjadi pribadi yang rendah hati. Dia selalu berkata untuk jangan pernah menaruh dunia di dalam hati, bahkan jangan sampai berpikir untuk khawatir jika esok hari bisa makan atau tidak. Karena menurutnya, semua adalah ketentuan Allah SWT dan segala rezeki sudah diatur oleh-Nya.

Selain menjalankan bisnis sosialnya, dia juga kini sedang merintis untuk mendirikan sekolah di sekitar kampung asalnya. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan serta kesempatan bersekolah yang masih sangat minim di sekitaran rumahnya. Dia berpikir masa depan anak-anak di sekitar rumahnya sangat ditentukan dengan tingkat pendidikan mereka. Bahkan dia berkata jika lebih senang mengajarkan anak-anak tersebut untuk shalat disbanding mendapat juara lomba atau penghargaan tapi tidak bisa memberikan dampak positif bagi orang-orang di sekitarnya.

Dari sepak terjangnya selama ini banyak yang bisa diambil sebagai pelajaran. Salah satunya adalah bisa tetap berkarya dalam berbisnis untuk mencari penghasilan, namun tetap bermanfaat bagi orang lain. Juga bagaimana tetap menjadi pribadi yang rendah hati dan semakin bersyukur kepada Allah SWT walaupun telah dikaruniai materi yang berlebih.

“Mimpi terbesar Mba adalah menjadi bagian dari mimpi seseorang.”

Disampaikan oleh Nurul Wakhidatul Ummah, sociopreneur pemilik Cakra dan hiModesty

14 Agustus 2017
Surabaya

You Might Also Like

0 komentar