Berbisnis Sembari Bekerja Sosial
22:19:00
“Mimpi terbesar Mba, adalah menjadi
bagian dari mimpi orang lain”. Kata-kata itulah yang terucap dari seorang Nurul
Wakhidatul Ummah atau yang biasa disapa Mba Fida alumni dari Teknik informatika
FTIf ITS. Wanita yang kini berprofesi sebagai u sosial atau yang kini dikenal
dengan Sociopreneur memberikan
inspirasi lebih tentang bagaimana memahami sebuah usaha atau pekerjaan.
Menurutnya setelah menekuni bidang bisnis dengan laba yang mencapai puluhan
juta rupiah, bisnis bukan hanya berpikir tentang bagaimana mencari untung atau
mendapat kerugian. Lebih dari itu menjalankan sebuah bisnis merupakan urusan
surga atau neraka, yaitu bagaimana dengan bisnis yang dilakukannya bisa
menghantarkannya ke surga, baik melalui cara-cara yang baik juga bagaimana
dengan bisnis yang tengah dijalankan bisa membantu meningkatkan taraf hidup
orang sekitar.
Berbicara tentang prestasi, wanita yang
kini sedang mengembangkan usaha hiModesy, sebuah brand hijab yang pengerjaannya dikerjakan dengan memberdayakan
ibu-ibu di desa ini berpendapat bahwa puncak prestasi yang tertinggi adalah
yang datangnya dari hati. Prestasi, lomba, jabatan, ketenaran, bisa dijadikan
prestasi untuk diri masing-masing namun kebahagiaannya terbatas. Prestasi yang
datang dari hati itulah yang merupakan prestasi di puncak tertinggi. Menurutnya
prestasi dari hati adalah ketika prestasi tersebut memenuhi tiga unsur utama
yaitu meaning, strength, dan pleasure.
Walau dengan prestasi yang cukup
membanggakan di berbagai jenjang pendidikannya serta kesuksesannya di bidang
wirausaha, namun Mba Fida tetap menjadi pribadi yang rendah hati. Dia selalu
berkata untuk jangan pernah menaruh dunia di dalam hati, bahkan jangan sampai
berpikir untuk khawatir jika esok hari bisa makan atau tidak. Karena
menurutnya, semua adalah ketentuan Allah SWT dan segala rezeki sudah diatur
oleh-Nya.
Selain menjalankan bisnis sosialnya, dia
juga kini sedang merintis untuk mendirikan sekolah di sekitar kampung asalnya.
Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan serta kesempatan bersekolah yang masih
sangat minim di sekitaran rumahnya. Dia berpikir masa depan anak-anak di
sekitar rumahnya sangat ditentukan dengan tingkat pendidikan mereka. Bahkan dia
berkata jika lebih senang mengajarkan anak-anak tersebut untuk shalat
disbanding mendapat juara lomba atau penghargaan tapi tidak bisa memberikan
dampak positif bagi orang-orang di sekitarnya.
Dari sepak terjangnya selama ini banyak
yang bisa diambil sebagai pelajaran. Salah satunya adalah bisa tetap berkarya
dalam berbisnis untuk mencari penghasilan, namun tetap bermanfaat bagi orang
lain. Juga bagaimana tetap menjadi pribadi yang rendah hati dan semakin
bersyukur kepada Allah SWT walaupun telah dikaruniai materi yang berlebih.
“Mimpi
terbesar Mba adalah menjadi bagian dari mimpi seseorang.”
Disampaikan
oleh Nurul Wakhidatul Ummah, sociopreneur
pemilik Cakra dan hiModesty
14 Agustus 2017
Surabaya
0 komentar