Diantara Dua Pilihan
16:40:00
Sesaat sebelum saya kembali ke
Surabaya, saya sempatkan untuk menanyakan satu pertanyaan yang akhir-akhir ini
berputar di pikiran saya ke kedua orang tua saya
"Yah, Bu, tahun depan apakah
aku harus tetap melanjutkan pendidikan di tempatku sekarang atau aku harus
pindah?"
Pertanyaan ini terlintas dipikiran
saya karena ada sesuatu yang mengganjal tapi entah bagaimana saya bisa
menjelaskannya. Masih ada sesuatu yang membuat saya belum bisa menerima keadaan
sekarang. Mungkin bisa jadi karena saya gagal di SNMPTN dan SBMPTN kemarin dan
harus berkuliah lewat jalur PKM (red:mandiri) di kampus saya sekarang. Mungkin
juga karena pemikiran saya terhadap lingkungan baru sekarang yang 180° sangat
berbeda dari kehidupan saya ketika di SMA dulu dan saya belum bisa beradaptasi
sepenuhnya terhadap lingkungan baru ini. Orang tua saya hanya menjawab
"Terserah, ikuti kata hatimu. Semua keputusan ada di tanganmu. Kamulah
yang bisa menentukan masa depanmu kelak. Kami akan mendukung semua keputusanmu,
katakanlah apa perlumu, kami akan penuhi sebisa kami."
Jawaban yang membuat saya
tercengang, betapa mereka mempercayai saya akan masa depan saya kelak. Jawaban
yang semakin membuat saya sadar bahwa saya tidak akan bisa bertahan hidup tanpa
mereka. Saya tidak akan bisa hidup senyaman ini sekarang bila bukan mereka yang
mengurus saya dari dulu. Hal yang membuat saya bersyukur, betapa beruntungnya
saya bisa dititipkan oleh Allah kepada orang-orang yang luar biasa seperti
mereka.
Ketika berjalan ke dalam bandara
untuk check-in, pikiranpun menjadi makin bingung. Bukan karena pertanyaan awal
yang saya ajukan kepada mereka tadi, tapi pertanyaan baru yang mulai muncul di
pikiran saya
"Bisakah saya seperti mereka?
Yang mendidik anaknya dengan cara yang sangat luar biasa. Bukan dengan
pemaksaan kehendak orang tua tapi dengan membebaskan anaknya berpikir akan masa
depannya sendiri."
Diatas pesawat saya menuliskan
tulisan-tulisan ini dengan meneteskan air mata. Berpikir bahwa satu-satunya
orang yang bisa menjawab pertanyaan itu hanyalah diri saya sendiri. Mereka
telah membebaskan saya untuk menentukan masa depan saya kelak. Masalah untuk
memilih tetap melanjutkan disini atau pindah di tempat lain akan saya
pertimbangkan lagi sembari meminta pertimbangan kepada Yang Maha Kuasa. Karena
sesungguhnya saya sadar, saya diturunkan ke dunia ini pasti ada maksudnya. Saya
harus mengetahui apa maksud Allah menurunkan saya di dunia ini.
Untuk Ayah dan Ibu, aku masih butuh bimbingan kalian.
Tanpa kalian aku bisa mastiin kalau aku pasti nyasar, tersesat, kehilangan
arah, dan semacamnya. Terlalu berlebihan kalau aku bilang bakal bikin bangga
kalian. Satu hal aja yang bisa aku kerjain, berusaha bikin kalian bangga, entah
gimana caranya.
Haekal Akbar Kartasasmita
Senin, 10 November 2014
1 komentar
2,5 tahun yang lalu, masih 16 tahun. Tapi aku bangga punyamu, sesuatu yang dikirim Tuhan untuk melengkapi hidup kami. Hanya rasa syukur yang bisa terucap dan betapa waktu berlalu begitu cepat, semoga kita senantiasa dilindungi Sang Kuasa. Betapa kami orangtua hanyalah perantara yang harus siap bertanggungjawab atas titipan ini.
ReplyDeleteMaafkan kami yang kadang memaksa agar kamu jadi dewasa, menerima sesuatu yang kadang diluar batas nalar. Tapi kau tetap menerima dengan tanpa bantahan. Terima kasih sudah menjadi anak yang baik.