Belajar Bukan Bersekolah, Penjajahan Masyarakat Indonesia
22:21:00
Membahas tentang
pendidikan Indonesia saat ini dengan lebih mendalam. Paradigma pendidikan saat
ini yang tengah berkembang di masyarakat adalah bahwa satu-satunya jalan
menjadi orang terdidik adalah dengan bersekolah. Tentu hal ini menjadi sebuah
kekeliruan jika kita bisa melihat lebih dalam bahwa sebenarnya terdidik bisa
didapatkan dari belajar dengan cara apapun. Sayangnya pendidikan formal yang
kini penilaian mutunya berbasis pendekatan industri menjadi rujukan utama
bagaimana seseorang disebut sebagai orang yang terdidik. Menurut Prof. Daniel M
Rosyid, salah seorang pakar pendidikan Jawa Timur, mengatakan bahwa ‘Belajar
bukan Bersekolah’.
Pada dasarnya
sekolah yang hadir di tengah masyarakat kini adalah sekolah formal dengan
paradigm industrial based yaitu
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan industri, berbeda dengan pesantren yang
berparadigma community based.
Persekolahan yang lahir dari politik etis zaman kolonialisme ini tidak
diciptakan untuk kepentingan pribumi, namun digunakan sebagai kepentingan
industri. Walau secara politik pada tahun 1945 Indonesia telah merdeka, namun
nyatanya perekonomian Indonesia belum merdeka. Hal ini menyebabkan
diciptakannya pola sekolah yang bertujuan untuk menyeragamkan masyarakat dalam
satu pola. Keseragaman ini jika ditilik lebih jauh lagi bertujuan agar
masyarakat menjadi sosok-sosok yang patuh, atau dalam istilah lain
mendisiplinkan pasar. Pemerintah ingin masyarakat patuh agar iklim investasi di
Indonesia bisa aman. Hal ini berdampak pada pola pikir masyarakat yang
terbentuk bahwa untuk menjadi sukses haruslah bekerja di perusahaan besar,
terlebih lagi di perusahaan internasional.
Pusat-pusat
peradaban bergeser dari masjid-masjid ke SMA, serta pusat-pusat pembelajaran
bergeser dari keluarga ke sekolah, padahal keluarga seharusnya merupakan tempat
utama untuk mendidik seorang anak. Maka dari itu pergeseran paradigma mengenai
pendidikan harus didefinisikan ulang, keluarga haruslah menjadi pondasi utama pendidikan
Indonesia. Pola pikir wajib bersekolah harus didefinisikan ulang menjadi wajib
belajar, karena kembali lagi belajar tidaklah sama dengan bersekolah.
Sekolah
merupakan sistem yang sangat berbahaya pada saat ini, karena membuat masyarakat
mengesampingkan masjid dan keluarga sebagai tempat utama untuk belajar. Jika
ditanyakan lembaga mana yang perlu bertanggung jawab atas krisis manusia kini,
jawabannya adalah sekolah. Sekolah didesain untuk memenuhi kepentingan guru,
hingga-hingga pada akhirnya yang terjadi adalah sekolah merupakan tempat guru
mengajar, bukan tempat murid belajar. Kebijakan pemerintah perlu diperbaiki
bahwasanya yang perlu ditingkatkan bukanlah memperluas kesempatan bersekolah,
tapi memperluas kesempatan untuk belajar. Bahkan perlu dibentuk suatu sistem
baru dengan usulan SOLE (Self Organizing
Learning Environment) yang bertujuan untuk membuka ruang pada murid
mengeksporasi media belajarnya sendiri tanpa dikekang oleh berbagai macam
aturan.
Kita hingga kini
masih dihinggapi pola pikir terjajah dan hal ini tidak bisa dibiarkan secara
terus menerus. Perlu perbaikan pola pikir untuk mewujudkan kemerdekaan
Indonesia tidak hanya dari kolonialisme tapi memerdekakan individu-individu
Indonesia yang ada dengan cara memanusiakan manusia Indonesia
Disampaikan oleh
Prof Daniel M Rosyid, pakar pendidikan Jawa Timur
15
Agustus 2017
Surabaya
0 komentar