INSPIRASI

“The biggest adventure you can take is to live the life of your DREAMS.” -Oprah Winfrey Setelah beberapa waktu ga nulis pengalaman-peng...

“The biggest adventure you can take is to live the life of your DREAMS.”
-Oprah Winfrey
Setelah beberapa waktu ga nulis pengalaman-pengalaman yang sudah terjadi, ada hasrat juga buat cerita sedikit tentang peristiwa kecil beberapa waktu kebelakang. Sebagai awalan sekarang tempat tinggal sudah pindah ke asrama Rumah Kepemimpinan. Apa tuh? RK singkatnya adalah satu lembaga yang mewadahi mahasiswa-mahasiswa (yang katanya) strategis untuk dikembangkan dengan sedemikian rupa supaya jadi kader-kader pemimpin Indonesia di masa depan. Muluk sih, tapi setelah lolos seleksi ga ada salahnya juga untuk mengembangkan diri di RK.
RK sendiri yang bisa dibilang sebagai tempat kaderisasi mahasiswa strategis ini punya program-program khusus yang membentuk peserta-peserta di dalamnya untuk menjadi alumni dengan kriteria sedemikian rupa. Nah salah satu bentuk pembinaannya adalah mendatangkan pembicara-pembicara yang punya ilmu dan pengalaman lebih di berbagai bidang. Mirip seperti caranya H.O.S Cokroaminoto dulu untuk murid-muridnya di kosan peneleh. Ini yang saya suka karena sejak tinggal di RK hampir setiap malam ditempa lewat program pembinaan dan setiap minggunya pasti dipertemukan sama calon istri orang-orang hebat yang sudah berkembang di bidangnya masing-masing. Belum lagi orang di dalam RK sendiri yang sudah bergerak banyak untuk masyarakat. Dan hal ini sangat sayang untuk sekedar jadi pelengkap cerita hidup, tanpa ada upaya untuk memanfaatkannya.
Visi Besar
Baru saja di asrama dapat materi tentang kepemimpinan kenabian (Prophetic Leadership) yang sudah ditulis ke dalam buku oleh Bang Bachtiar sebutannya. Beliau ini adalah direktur pusat RK yang sudah berjuang banyak untuk RK, mulai dari tenaga, pikiran, waktu, bahkan kebahagiaannya kalau bisa dibilang. Karena memang walau dengan jatuh-bangun beliau telah mendedikasikan dirinya untuk lembaga ini. Dan dari Bang Bach ini akan sedikit saya ceritakan inspirasi yang didapatkan dari beliau.
Humanisasi-Liberasi-Transedensi adalah 3 misi kepemimpinan yang tertuang di buku Prophetic Leadership karya Bang Bach. Hasil berdiskusi bersama Prof. Dr. Kuntowijoyo, seorang budayawan Indonesia, perihal masalah kepemimpinan. Humanisasi adalah bagaimana kita bisa memanusiakan manusia, Liberasi adalah bagaimana kita membebaskan belenggu-belenggu dari seorang manusia, dan Transedensi adalah bagaimana kita senantiasa mengaitkan segala kegiatan kita kepada Allah SWT sebagai Tuhan semesta alam. 3 misi ini menjadi penting bagi seorang pemimpin untuk bagaimana caranya menjadi pemimpi yang sebaik-baiknya pemimpin.
Bukan 3 misi itu yang ingin saya bahas, karena akan lebih afdhol jika kita membaca langsung buku tulisan Bang Bach. Saya ingin sedikit bercerita tentang inspirasi yang saya dapatkan dari seorang Bang Bach ini. Beliau adalah mantan Ketua BEM UI (katanya Ketua BEM UI pertama), asal Fakultas Teknik periode 1999-2000. Prestasi dan goresan karya beliau sudah tidak perlu diragukan lagi. Aktif di berbagai tempat dengan kesibukan yang saya pun belum bisa membayangkannya namun masih sanggup berkeliling Indonesia untuk “mengader” pemuda-pemuda Indonesia sebagai proyeksi pemimpin di masa depan. Hampir setiap minggu beliau berkeliling yang tak jarang memakan waktu yang pada orang biasa dihabiskan untuk bersenda gurau bersama keluarga. Dedikasi beliau sudah tak perlu dipertanyakan lagi. Sepertinya rasa lelah sudah tak pernah hinggap pada diri beliau.Jika kita menilik apa korelasinya seorang lulusan Fakultas Teknik mau berjuang di jalan kaderisasi pemimpin (tentu dengan perjuangan yang bukan main luar biasanya). Tak ada hubungannya sama sekali apa yang ia pelajari di bangku kuliah dengan apa yang diperjuangkannya saat ini. Ini hal baru yang saya pelajari dari beliau. Beliau menyebutnnya dengan VISI BESAR.
Visi besar beliau didapatkan dari pengalaman beliau untuk mengader adik-adik tingkatnya ketika dulu masih berada dalam dunia kampus. Bergerak dalam dunia dakwah, beliau mendapatkan ide bagaimana ketika kaderisasi tersebut dilakukan dengan melakukan pembinaan di dalam kos-kosan. Dan kini bentuk itulah yang ia perjuangkan bersama RK, bagaimana menciptakan kader-kader melalui pembinaan dalam asrama-asrama RK di berbagai tempat. Visi besar ini beliau teguhkan tepat setelah lulus dari dunia kampus. Menasbihkan diri untuk menjadi “Peternak Kader” kebaikan demi cita-cita besar membentuk Indonesia yang lebih baik dan bermartabat.
Visi besar beliau dapatkan dari hasil diskusi dengan berbagai tokoh, pengalaman-pengalaman yang beliau dapatkan dari kegiatan berorganisasi, analisis-analisis tehadap keadaan eksisting Indonesia, sumber-sumber ilmu yang menjadi referensinya dalam memandang suatu masalah besar yang ia anggap harus segera diselesaikan.  Dan menjadi sebuah keberanian besar ketika hal ini beliau jadikan sebagai jalan hidup utama yang layak untuk diperjuangkan. Kalau kata beliau jangan sampai kita-kita ini terperangkap dalam jebakan-jebakan yang menjadikan kita sebagai sekrup-sekrup kapitalis serta robot-robot industri. Yap satu hal yang begitu menginspirasi untuk kita bergerak tidak hanya mengikuti arus zaman yang secara tidak sadar membuat kita menjadi buruh-buruh demi kepentingan orang lain. Namun kita juga harus bisa mempertajam pisau analisis kita terhadap kondisi sekitar, menerjemahkannya dalam sebuah gagasan, dan bertindak aktif untuk menjadikannya sebagai Visi Besar hidup kita masing-masing.
Silahkan bergulat dengan batin kita masing-masing, untuk apa kita mendedikasikan hidup kita ke depannya. Apakah membawa Visi Besar untuk Indonesia atau bahkan lebih luas lagi, atau hanya sekedar mengikuti arus untuk membantu mewujudkan Visi Besar orang lain. Silahkan Memilih :)

9 Oktober 2016
Surabaya

You Might Also Like

0 komentar