Bermain Andai

Bermain Andai “Siapa kau yang berani bermain andai?” Tanya Siapa kepadaku di mana, Dimana? “Selayak apa kau yang berani bermain...


Bermain Andai

“Siapa kau yang berani bermain andai?”
Tanya Siapa kepadaku di mana, Dimana?
“Selayak apa kau yang berani bermain akan?”
Tanya Siapa kepadaku sewaktu kapan, Kapan?
“Semampu apa kau yang berani bermain jika?”
Tanya Siapa kepadaku karena mengapa, Mengapa?

Tumpahlah secangkir kopi hitam di selasar depan rumah
Di pelataran tempat kucing mengeong, rerumputan mengayun
Pagar menegak, gerimis melagu, pasir berdesis

“Khayal ?, Kau yang khayal!”
Jawabku pada Siapa, di mana, kapan, dan mengapa

Seperti kopi hitam yang telah tumpah di selasar depan rumah
Pahit saja yang tertinggal, manis tak sudi teriring
Atau manis sengaja tak hadir dalam pertemuan kita
Kita? Siapa?
Ya, Siapa

Biarkan lagu yang sudi mengiring jejak angin di selasar depan rumah
Di tempat kopi hitam meninggalkan jejaknya
Di tempat ubin berbaris, dinding  berdiri, pohon mematung

“Siapa kau yang berani membiarkan lagu?”
Tanya Siapa kepadaku dengan bagaimana, Bagaimana?

Secangkir kopi pahit yang tumpah di selasar depan rumah
Meninggalkan pahit, tanpa manis teriring
“Mereka bilang manis senantiasa teriring dalam secangkir kopi!”
Kataku pada Siapa, di selasar depan rumah

“Kau bahkan belum meminumnya!”
Jawab Siapa pada ku dengan apa, Apa?

“Siapa aku yang berani bermain Andai?
Secangkir kopi yang tumpah di selasar depan rumah sedikitpun belum ku tenggak.”

Tanyaku pada diriku sendiri

You Might Also Like

0 komentar