Sejarah Pelayaran Nusantara-Jejak Indonesia di Lautan Dunia
02:48:00
Penulis : MS Ardison
Penerbit :
Penerbit Stomata
Cetakan : I,
2016
Tebal :
172 halaman
ISBN :
978-602-1526-94-1
Indonesia, negeri kepulauan
terbesar di dunia dengan jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia (±250.000.000
jiwa), dengan pulau berjumlah ±17000, serta luas wilayah ±1.095 juta km2
merupakan sebuah negara dengan sumber daya alam yang mahsyur. Dengan kurang
lebih 2/3 wilayah lautan, membuat Indonesia memiliki potensi kelautan yang
sangat luar biasa. Tak ayal pembangunan Indonesia bisa saja disandarkan pada
kekuatan lautnya menilik dari seberapa besar kekayaan yang tersimpan di bawah
laut nusantara. Selain sumber daya alamnya, pelaut-pelaut Indonesia merupakan
pelaut-pelaut ulung yang sudah tersohor di dunia. Hal ini yang kemudian dibahas
di dalam buku “Sejarah Pelayaran
Indonesia”.
Dalam buku ini dibahas kedalam
beberapa bagian besar. Pada bagian pertama dibahas kegiatan pelayaran nenek
moyang nusantara ke wilayah Afrika. Hal ini ditandai dengan banyaknya
corak-corak kebudayaan purba yang memiliki kesamaan antara belahan dunia Afrika
dan Indonesia. Selain itu alat-alat perkakas rumah tangga dan berburu yang
terbuat dari perunggu memiliki kesamaan dari peradaban Indonesia di Afrika
sana. Hal ini menandai bahwa pada zaman dahulu pernah terjadi pelayaran dari
wilayah nusantara menuju Afrika. Selain itu ada hal yang lebih besar yang
menandai pernah terjadinya perpindahan dari Nusantara ke Afrika. Madagaskar
merupakan wilayah yang paling banyak terpengaruh oleh kebudayaan-kebudayaan
Nusantara kala itu (bahkan hingga saat ini). Hal tersebut dapat diliat jelas
dari hal yang paling sederhana seperti bentuk tubuh, logat, hingga bentuk wajah
yang memiliki kesamaan antara penduduk Indonesia dan penduduk Madagaskar.
Selain itu dari sisi kebudayaan, Madagaskar memiliki kesamaan terhadap
Indonesia, beberapa suku kata dan bahasa yang ada di Madagaskar merupakan
sedikit modifikasi dari bahasa-bahasa yang ada di Indonesia. Kata-kata serta
pengertiannya memiliki kesamaan dengan bahasa yang ada di Indonesia.
Setelah membahas tentang
pelayaran zaman pra-sejarah, tak lengkap rasanya jika tidak membahas dua
penguasa yang pernah hidup di bumi nusantara, Sriwijaya dan Majapahit. Masuk
dalam masa kerajaan hindu-budha di Indonesia, diceritakan nusantara pernah
mengalami masa-masa kejayaannya. Pertama adalah Sriwijaya, kerajaan yang
berkedudukan di Pulau Sumatera itu merupakan satu sejarah besar tentang
bagaimana berkuasanya penduduk nusantara di lautan. Kekuatan pelabuhan, armada
laut, serta penguasaan terhadap jalur perdagangan menjadi catatan penting dalam
perjalanan Sriwijaya menuju kejayaannya. Selat Malaka yang menjadi jalur
penting pelayaran dunia adalah salah satu kunci bagaimana Sriwijaya bisa hidup
menjadi besar. Penguasaan perdagangan khususnya komoditas rempah-rempah ke
berbagai belahan dunia menjadika Sriwijaya kerajaan yang ternama di Asia bahkan
hingga ke dunia Barat sana. Setelah Sriwijaya, hiduplah kerajaan yang terkenal
dengan sumpah dari mahapatihnya, Sumpah Palapa. Sumpah yang menjelaskan
bagaimana Gadjah Mada, panglima Majapahit, akan mempersatukan Nusantara di
bawah bendera Majapahit dan tidak akan bersenang-senang sebelum keadaan itu
tercapai. Gadjah Mada menjalankan sumpahnya, ia adalah ahli perang yang
tangguh, yang ditakuti oleh kerajaan-kerajaan lain di nusantara. Senjata
Cetbang hasil rekayasanya serta kapal-kapal Majapahit yang sudah termahyur itu
membuat kekuasaan Majapahit semakin tidak terbendung. Kekuatan senjata serta
armada laut lah yang membuat Majapahit bisa tumbuh besar hingga puncak
kejayaannya. Dua kerajaan tersebut menjadi bukti betapa pentingnya laut dan
aktivitas pelayaran sebagai tonggak penting kejayaan nusantara.
Masa-masa kejayaan kelautan mulai
sirna ketika Majapahit runtuh akibat perang saudara serta mulai datangnya
kekuasaan imperialisme ke dalam tubuh nusantara. Kedatangan negara penjajah Portugis,
Inggris, hingga Belanda menyebabkan Indonesia mulai hidup dalam
keterbelakangan. Jangankan memikirkan kepentingan maritim, untuk hidup bebas
tanpa tekanan di darat pun masyarakat nusantara kepayahan. Masa-masa ini
menjadi masa-masa kelam dunia kemaritiman Indonesia setelah sempat jaya di masa-masa
sebelumnya.
Kini setelah Indonesia merdeka
dan memiliki kuasa sendiri untuk mengatur kehidupannya, selayaknya mulai
kembali menengok sejarah. Bagaimana nusantara pernah jaya dengan kekuatan
kemaritimannya. Nusantara pernah kuat dari segi sosial, militer, dan ekonomi
karena besar pengaruhnya di dunia kemaritiman. Indonesia perlu mengoreksi diri
kembali, sudah sejauh mana menyelami sejarah jayanya nusantara dan strategi apa
yang perlu dilakukan untuk mewujudkan cita-cita negara ini.
Buku Sejarah Pelayaran Nusantara ini dapat dijadikan
referensi untuk menyelami bagaimana nenek moyang kita pernah berjaya di lautan.
Terlepas dari metode apa yang digunakan untuk menulis ulang sejarahnya dan
sumber mana yang diambil oleh penulis, setidaknya ada pelajaran yang dapat kita
ambil. Indonesia memiliki wilayah luas yang 2/3nya adalah Laut. Sekali-kali
kita berpaling dan memunggungi laut, maka dari situlah tanda kita sudah
berpaling dari sejarah kejayaan kita. Dari situlah awal mula kita menutup diri
tentang potensi kejayaan nusantara yang berabad-abad lalu pernah digoreskan
oleh nenek moyang kita sendiri.
7 Agustus 2017
Surabaya
0 komentar