Amazing Ramadan

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarrakatuh Ramadan ini tahun 1438 H, jadi hal yang menarik untuk ku dan sepertinya layak untuk dituli...

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarrakatuh

Ramadan ini tahun 1438 H, jadi hal yang menarik untuk ku dan sepertinya layak untuk dituliskan di sini. Ramadan tahun ini cukup special, walau tahun-tahun sebelumnya pada hari pertama puasa juga aku habiskan di tanah rantau-Surabaya, tapi tahun ini menjadi ramadan yang paling lama aku habiskan di Surabaya. Dari seluruh hari yang ada di ramadan ini, mungkin tinggal tersisa 4 hari aku habiskan di Bogor. Walau sebelumnya pernah juga cukup lama aku tidak di menghabiskan ramadan di Bogor (waktu itu di kegiatan ITS Mengajar for Indonesia, kurang lebih 2 minggu di desa Sumber Rejo, Probolinggo), ramadan ini meninggalkan kesan yang cukup mendalam. Berbagai kegiatan menarik aku lalui di ramadan ini, mulai kegiatan-kegiatan akademis, organisasi (HIMATEKPAL FTK-ITS), juga asrama (Rumah Kepemimpinan).
Seperti biasa aku selalu berkomunikasi dengan orang-orang di Bogor khususnya Ibu untuk sekedar berbagi cerita mengenai keadaan dan kegiatan yang saling kami lalui di tempat masing-masing. Pada waktu ini aku masih sibuk dengan urusan-urusan di Himpunan yang sudah memasuki masa-masa akhir kepengurusan. Di bagian akhir ini kami disibukan dengan agenda yang seperti biasa memakan tenaga dan waktu yang cukup besar, kaderisasi. Juga kegiatan-kegiatan asrama di bulan ramadan ini cukup menyibukkan hari-hariku di awal ramadan. Telfon Ibu di pagi hari tepat 1 minggu sebelum ramadan menyapa menjadi satu hal yang sedikit menyesakan hati sebenarnya. Tidak seperti telfon-telfon biasanya, pagi itu ibu menyampaikan keinginannya untukku agar bisa pulang sebentar ke Bogor (walau sebenarnya Ibu kerap kali memintaku untuk pulang juga, hehe..) beliau bilang agar aku bisa menghabiskan hari pertama puasa di Bogor. Ya jujur aku pun juga ingin bisa seperti itu, tapi ternyata keadaan belum mengizinkan, beberapa tanggung jawab dan kegiatan akademis belum mengizinkanku untuk mewujudkan hal itu, dengan berat hati ku sampaikan ketidak bisaanku terhadap permintaan Ibu. Maaf bu, semoga hari pertama puasa selanjutnya aku bisa mulai di Bogor (jika masih diizinkan).

Akademik
Kegiatan akademikku belum selesai ketika ramadan tiba tahun ini. Tinggal menyisakan beberapa minggu yang perlu dilalui hingga beban sks semester ini berakhir di minggu ke-16. Terjadi kemunduran karena beberapa hal yang menyebabkan pelaksanaan kuliah juga terbawa mundur hingga sekitar 2 minggu. Ini menyebabkan kuliah ikut mundur dan yang paling jelas UAS pun terjadi kemunduran. Pada semester ini (dengan sangat terpaksa) UAS dilaksanakan di bulan ramadan. Untukku sebenarnya hal ini tidak terlalu berpengaruh, karena tubuh sudah sedikit terbiasa kuliah dalam kondisi puasa (sunnah), namun tetap saja ada sedikit pengaruh terhadap pelaksanaan UAS. Kondisi tubuh yang baru beradaptasi (karena bulan sebelumnya aku telat menyesuaikan diri) terhadap kondisi puasa membuat tubuh sedikit lemas dan konsentrasi sedikit terpecah, apalagi jika telah dihadapkan soal-soal UAS. Tapi hal ini tetap tidak bisa menjadi alasanku untuk menoleransikan pelaksanaan UAS pada semester ini (apalagi ketika nanti nilai dikirimkan ke Bogor). Yah, mau bagaimana lagi.
Di minggu-minggu akhir ini juga aku dan sebagian besar teman angkatan di jurusan disibukkan dengan tugas-tugas serta berbagai macam laporan. Terlebih lagi semester ini kami dihadapkan dengan tugas yang paling “menyenangkan” di Teknik Perkapalan, Tugas Desain Kapal II (dulu TM II). Tugas ini cukup menjadi momok mahasiswa-mahasiswa Teknik Perkapalan-ITS sejak dulu kala. Selain karena beban kerja yang cukup banyak, tantangan ketika mengasistensikan tugas ini menjadi hal yang menarik. Masing-masing dosen pembimbing memiliki ciri khasnya masing-masing dan cara yang berbeda ketika menghadapi mahasiswa. Alhamdulillah, aku mendapat dosen yang cukup mudah (paling mudah bahkan) dalam proses pengerjaan TDK II, dan kelompok satu bimbinganku bisa menyelesaikan tugas paling awal dibanding kelompok yang lain. Kegiatan akademik pada semester ini termasuk beban yang cukup berat dibanding semester- semester yang lain, ditambah lagi kesibukan di Himpunan yang cukup menyita waktu, tetapi Alhamdulillah bisa dilalui hingga selesai (paling tidak bisa lolos dari semua ini).

Organisasi
Di masa-masa akhir kepengurusan seperti pengalaman kepengurusan sebelumnya, himpunan selalu disibukan dengan agenda “besar”nya, yaitu kaderisasi. Penanaman nilai yang dirasa belum memenuhi sesaat sebelum memasuki waktu ramadan menyebabkan adanya penundaan agenda pengangkatan terhadap anggota baru di HIMATEKPAL FTK-ITS. Hal ini menyebabkan kegiatan pengangkatan terpaksa dilakukan malam hari di bulan ramadan. Pada malam itu juga dilaksanakan kegiatan Malam Keakraban oleh mahasiswa baru 2016, lalu setelahnya dilaksanakan kegiatan pengangkatan anggota baru P-56. Kegiatan pengangkatan anggota himpunan seperti biasa memakan waktu yang cukup lama. Untuk mengondisikan keadaan hingga membawa suasana memerlukan waktu yang tidak sedikit, hal ini berdampak pada ketersediaan waktu yang ada. Terlebih lagi sebelumnya diadakan kegiatan malam keakraban sehingga waktu yang tersedia tinggal sedikit sebelum waktu sahur tiba. Mungkin pengangkatan P-56 ini adalah hal yang unik, karena dilaksanakan pada waktu bulan ramadan, sehingga bahkan ketika pengangkatan telah dilaksanakan kami melaksanakan sahur bersama dengan anggota himpunan yang lainnya. Hal ini menjadi cerita tersendiri pada bulan ramadan tahun ini.
Selain itu ada beberapa kegiatan di himpunan di masa-masa akhir kepengurusan ini. Ada agenda suksesi, yaitu pemilihan ketua HIMATEKPAL FTK-ITS yang baru. Karena kegiatan dilakukan di bulan ramadan, maka berpengaruh juga terhadap kegiatan kampanye para calon kahima. Pada agenda kampanye terakhir, kegiatan terpaksa disudahi karena telah memasuki waktu buka puasa. Juga Rapat Umum Mahasiswa Jurusan (RUMJ) yang seharusnya diagendakan pada bulan ramadan ini. Karena diadakan pada bulan ramadan, agenda dibuat dengan menyesuaikan keadaan. Rundown yang dibuat dengan memerhatikan kegiatan puasa, dimulai pukul 13.00-hingga buka puasa, lalu dilanjut setelah shalat tarawih hingga malam hari. Tapi sayangnya RUMJ tidak jadi dilakukan karena ternyata anggota yang lain belum siap dan lebih memilih untuk mengerjakan kegiatan akademiknya masing-masing.

Asrama
Ramadan ini menjadi ramadan pertamaku setelah bergabung menjadi bagian dari keluarga Rumah Kepemimpinan-PPSDMS Surabaya. Kegiatan di asrama cukup menyita waktu, apalagi dengan kegiatanku yang biasanya hanya menghabiskan malam-malam di cahaya remang warung kopi keputih, hampir tiap malam mulai pukul 20.00-22.00 kini harus kusediakan untuk mengikuti berbagai agenda di asrama. Tak terkecuali ramadan ini, walau dengan intensitas yang sedikit dikurangi, tetap saja ada agenda-agenda asrama yang perlu kuikuti. Setelah tarawih hingga sekitar pukul 22.00 malam, selalu ada kegiatan-kegiatan yang telah disediakan sebagai bentuk pembinaan, seperti dialog tokoh, bedah buku, sharing alumni, dan lainnya. Mau tak mau hal ini harus ku ikuti, walau terkadang ada juga terbesit rasa malas dan keinginan untuk kabur, tapi secara keseluruhan aku menikmati kegiatan-kegiatan di asrama. Selain itu jadwalku jadi lebih teratur di ramadan ini. Setiap waktunya salat malam dan sahur selalu saja ada teriakan-teriakan dan gedoran-gedoran di pintu kamar. Mereka adalah teman-teman yang terlampau rajin bangun terlebih dahulu untuk membangunkan yang lainnya. Jadi selama ramadan ini aku tidak pernah khawatir terlewat salat malam dan sahur, karena sudah ada alarm otomatis yang siap sedia berdering di tiap paginya (suwun sing akeh rek, ehe).
Di asrama pula terdapat agenda kolektif yang dijalankan tiap bulan ramadan. Untuk tema tahun ini kami menyebutnya “Ramadan Baper (Bawa Perubahan)”. Terdapat sekian kegiatan yang keseluruhan pengelolanya dilakukan oleh peserta RK. Ada Seminar Parenting, SILC for Kids (Super Islamic Leadership Camp), Pemuda Peduli Dhuafa, hingga bagi-bagi ta’jil gratis untuk warga sekitar. Kegiatan-kegiatan ini kami panitiai sendiri dengan segala sumber daya yang ada. Jujur cukup sulit untuk mengordinasikan seluruh peserta, terlebih lagi kami pun sudah memiliki tanggungan di tempat masing-masing (termasuk aku yang jarang mengikuti rapat persiapan). Dengan berbagai kendala dan masalah, Alhamdulillah kami bisa menyelesaikan berbagai kegiatan dengan lancar dan memenuhi target-target yang sudah kami rencanakan sebelumnya. Hal ini jadi bentuk pembelajaran tersendiri yang nantinya bisa juga diterapkan di tempat kami masing-masing maupun orang lain yang terinspirasi dari apa-apa yang kami perbuat.
Ramadan di asrama kali ini cukup berkesan untuk ku pribadi. Bagaimana tidak, kali ini aku disatukan di tempat orang-orang yang bisa dibilang cukup matang dan siap dikembangkan. Mulai dari bangun tidur aku sudah disuguhi teman-teman yang mengantri untuk salat malam, berduyun-duyun pergi ke pasar seberang asrama untuk beli sahur bahkan kadang masak untuk seluruh penghuni asrama. Kalau ada waktu di siang hari untuk singgah di asrama, pasti ada saja orang yang bertilawah di aula. Ketika tertidur pada waktu salat, juga ada yang mengingatkan untuk berangkat ke masjid bersama. Kalau magrib tiba, deru motor juga pasti sudah memenuhi halaman parkir, pasukan berburu ta’jil cuma-cuma sudah siap bergerilya ke masjid-masjid terdekat, dalih mereka untuk ikut memakmurkan masjid dan bonusnya adalah nasi bungkus dari pengurus masjidnya. Lucunya kami sudah hapal masjid-masjid mana saja yang biasa kami singgahi untuk berbuka, bahkan hingga menu apa saja yang tersedia (jangan ditiru ya yang ini). Jika waktu tarawih tiba, kami berbondong-bondong pergi ke masjid, biasanya terbagi menjadi di rombongan, satu ke masjid dengan kecepatan tarawih yang wajar tanpa pengecualian, satu lagi ke masjid dengan kecepatan tarawih yang istimewa (ini juga jangan ditiru ya). Dengan lingkungan seperti ini, tanpa sadar kualitas diriku juga ikut terupgrade dengan sendirinya. Walau belum sekenceng yang lain, tapi setidaknya aku sudah merasa berubah dari segi kuantitas ibadah hingga pemikiran. Memang benar ternyata bahwa lingkungan sangat memengaruhi seseorang, dan Alhamdulillah aku bisa ditempatkan di lingkungan yang baik oleh Allah SWT.

Banyak hal yang ingin dibagikan dalam ramadan ini, karena selain kehadirannya yang begitu special, banyak momen-momen baru yang memiliki kesan tersendiri untuk ku di bulan ramadan kali ini. Sayang sekali ruang yang ada dalam kata-kata, kalimat-kalimat, juga paragraf-paragraf ini tidak cukup besar untuk menampung segala suka cita dan kenangan yang ku dapat bulan ini. Semoga ada teman-teman lain yang juga mengabadikan momen-momen berharganya dalam deretan tulisan, agar kenangan tetap abadi dan syukur jika bisa disebarkan untuk yang lainnya. Ramadan kali ini InsyaAllah menjadi memori yang baik dalam otakku dan tulisan ini menjadi media pengingat dalam suka cita ini. Semoga di tahun berikutnya, kita masih diberi kesempatan untuk berjumpa kembali dengan ramadan, dan terbesit kisah-kisah indah di dalamnya. Jangan lupa kabari orang tua, dan juga jangan lupa abadikan momen-momen terbaik kita dalam tulisan. Karena dengan tulisan kita menjadi ada. Terima Kasih J.

Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarrakatuh

23 Juni 2017, 28 Ramadan 1438H

Bandung


Sahur bersama

Mentoring saat itikaf bersama

Sharing alumni

Taekwondo
Akhirnya, Selamat Idul Fitri 1438 H

You Might Also Like

0 komentar