Utopia Forum Mahasiswa
09:59:00
Kampus diharapkan sebagai tempat belajar seluruh
entitas di dalamnya, baik dosen, staff, dan mahasiswa. Ilmu pengetahuan khusus
hingga ilmu sosial yang terjadi karena interaksi sehari-hari satu sama lain
antar individu yang berada di kampus, menjadi satu sarana tersendiri untuk
belajar memahami karakteristik suatu bidang keilmuwan maupun lingkungan sosial
yang secara tidak langsung membentuk pribadi masing-masing individu. Karenanya,
pembentukan serta perkembangan kepribadian diri dipengaruhi oleh lingkungannya.
Ketika arahan yang diberikan oleh lingkungan menuju kebaikan, dengan sendirinya
individu di dalamnya menuju kebaikan. Berlaku pula sebaliknya. Maka dari itu
pembentukan lingkungan yang ideal menjadi salah satu faktor penting dalam
membentuk kepribadian seseorang.
Laboratorium kehidupan disandangkan sebagai gelar
yang diberikan kepada kampus atau perguruan tinggi, ketika segala kehidupan di
dalamnya diatur secara mandiri oleh mahasiswa sebagai salah satu penghuni di
dalamnya. Eksperimen-eksperimen secara bebas dapat dilakukan sebagai sarana
pembelajaran mahasiswa selama masih dalam batas bertanggung jawab. Kebebasan
ini dapat diarahkan menuju tempat dan tujuan yang besar agar
eksperimen-eksperimen yang dilakukan bisa menjadi penemuan yang berguna untuk
orang banyak. Pandangan visioner yang membentuk ekosistem kampus selayaknya diteguhkan
agar aktivitas mahasiswa selalu mengarah pada hal-hal besar demi kemajuan
bersama. Maka dari itu kepekaan serta kepedulian menjadi modal awal untuk
bergerak ke hal yang lebih besar, untuk bisa menjadikan segala aktivitas yang
terjadi di dalam lingkungan kampus semakin berdampak positif dan menyeluruh ke
segala penjuru.
Demokratisasi
Mufakat atas dasar musyawarah menjadi landasan awal
keberadaan demokrasi yang selama ini dijunjung tinggi oleh Indonesia, khususnya
mahasiswa. Forum-forum yang diadakan untuk mencapai kata mufakat menjadi
langkah nyata adanya kesepakatan seluruh pihak untuk mengedepankan kebersamaan
dibandingkan ego pribadinya. Seluruh anggota dapat dengan bebas berpendapat
untuk mencapai satu kata kesepakatan yang menjadi landasan untuk melakukan segala
aktivitasnya. Bentuk demokratisasi dalam kehidupan kampus saat ini menjadi hal
yang sangat positif untuk membiasakan diri agar tidak melulu mengedepankan
pendapat pribadi di atas semuanya, namun harus melalui kesepakatan dari semua
pihak.
Bentuk-bentuk seperti Forum Anggota, Hearing, dan
yang lainnya menjadi hal yang membuktikan bahwa demokratisasi berjalan dengan
baik di dalam kehidupan kampus. Rasa saling percaya dengan mengedepankan
musyawarah-mufakat adalah bentuk positif dalam perkembangan menuju kegiatan
yang lebih demokratis. Pengambilan keputusan bersama dengan penuh tanggung jawab
akan membentuk lingkungan yang lebih dinamis dan tidak terpaku pada satu
individu. Perbaikan-perbaikan akan terus berlajan seiring dengan penyesuaian
kondisi kekinian dan perkembangan ilmu pengetahuan serta kedewasaan para
anggota organisasi, yang akan berdampak positif dalam kegiatan keorganisasian.
Terkurung
Dengan berjalannya bentuk demokratisasi dalam
menjalankan roda keorganisasian mahasiswa, akan semakin membuka peluang yang
lebih besar dalam memberikan dampak terhadap ruang lingkup yang lebih luas.
Semakin banyak otak yang memikirkan, berbagai sumber ilmu pengetahuan, dan
sudut pandang yang ada akan memunculkan pandangan-pandangan yang bervariasi.
Yang pada akhirnya dapat disintesiskan menjadi sebuah solusi yang terbaik. Maka
dari itu, hal-hal yang dibicarakan haruslah menjadi masalah-masalah yang besar
dan menyangkut orang banyak, tidak hanya di dalam ruang lingkup organisasi
namun harus juga bisa menjangkau permasalahan yang lebih luas seperti
keilmuwan, masyarakat, dan bangsa.
Masalah-masalah yang muncul dalam diskusi-diskusi
yang terbentuk oleh demokratisasi serta kepedulian mahasiswa idealnya mencakup
masalah yang luas. Namun apakah hal ini telah terwujud seperti yang diimpikan.
Kesibukan organisasi dalam masalah internal yang seakan mengurung mereka untuk hanya
terpaku dalam menyelesaikan masalah-masalah internal tersebut bisa saja menjadi
satu halangan nyata untuk melangkah maju dalam membicarakan hal-hal yang lebih besar.
Masalah pembentukan kader, konflik antar anggota, dan ketidaksepahaman yang
seakan menghabiskan seluruh pikiran dan tenaga anggota organisasi bisa
mengganjal perkembangan organisasi menuju tujuan yang lebih jauh. Dalam
memikirkan orang lain, masyarakat, bahkan negara pun seakan menjadi hal
mustahil untuk dimusyawarahakn ketika segala pikiran dan tenaga anggota sudah
habis untuk memikirkan konflik internal organisasi tersebut. Dengan sendirinya
hal ini akan menghambat perkembangan yang seharusnya terjadi dalam organisasi. Walaupun
sesungguhnya hal internal harus juga menjadi pertimbagan penting organisasi
dalam menjalankan roda kegiatannya, namun rasa peka dan peduli terhadap
konflik-konflik yang terjadi di luar organisasi menjadi bentuk lain yang tidak
kalah pentingnya dari masalah internal. Pembagian pikiran dan tenaga untuk
seimbang membicarakan masalah internal organisasi dan eksternal organisasi
menjadi hal yang mutlak dan harus dilaksanakan, agar dinamisasi terus terjadi
untuk membentuk suatu organisasi ke arah yang lebih baik lagi.
Keadaan lain yang dapat membuat perkembangan suatu
organisasi menjadi terhambat adalah kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik
terjadi dalam musyawarah anggota dalam menentukan keputusan. Forum-forum
anggota hadir sebagai salah satu tempat untuk mencari solusi terhadap
masalah-masalah yang terjadi di dalam maupun di luar organisasi. Pembiasaan
musyawarah ini menjadi hal penting, karena di dalamnya bisa memunculkan
berbagai macam pikiran, pendapat, dan ide yang sesuai untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh organisasi. Namun bagaimana jika
sebaliknya, ketika suatu forum musyawarah justru hanya menjadi tempat saling
menyalahkan. Forum musyawarah hanya menjadi tempat untuk memunculkan
keburukan-keburukan lain, yang justru semakin memperburuk keadaan. Forum
musyawarah malah justru menjadi tempat untuk memunculkan masalah-masalah lain,
bukan untuk mencari solusi dari masalah yang sedang dihadapi. Pelaksanaannya malah
menjadi hal yang terpaksa untuk dijalankan karena tuntutan zaman untuk bisa
mengikuti demokratisasi namun kenyataannya tidak memberi bantuan sedikitpun
terhadap masalah yang sedang dihadapi. Demokratisasi yang diharapkan terjadi,
malah menjadi bumerang yang menyerang balik suatu organisasi dalam memunculkan
masalah-masalah baru. Keterbukaan menjadi hal yang mutlak dalam musyawarah,
agar solusi-solusi yang diharapkan ada bermunculan dari berbagai pikiran yang
ada.
Pembelajaran yang terjadi dalam proses demokratisasi
kegiatan organisasi kampus harus bisa dirasakan oleh seluruh anggota
organisasi. Baik itu mahasiswa tua maupun muda. Karena bentuk pembelajaran
seperti ini tidak bisa dengan mudah di dapat di luar kegiatan kampus dan
prosesnya terus berjalan tanpa ada batasnya. Berhentinya pembelajaran dalam
bentuk demokratisasi ini akan terjadi ketika seorang mahasiswa sudah terlepas
dari gelarnya. Selama itu pula, semua orang berhak untuk belajar dari dinamika
yang terjadi di dalam organisasi. Kembali lagi bahwa keterbukaan menjadi hal
yang sangat penting dalam pelaksanannya. Batasan-batasan semu yang sengaja
dibuat untuk memisahkan sekelompok golongan harus dihapuskan untuk memurnikan
proses demokratisasi ini. Persamaan derajat dan hak dalam menyampaikan
pendapatnya menjadi modal penting ketika suatu organisasi menjunjung tinggi
nilai-nilai demokrasi. Tak ada yang bisa membedakan posisi suatu individu dalam
musyawarah, baik itu jabatan maupun materi. Proses pembelajaran ini juga terus
berjalan dan dalam keberlansungannya wajar bila terjadi suatu kesalahan.
Bukanlah sebuah dosa jika terjadi kesalahan dalam berpikir maupun bertindak,
koreksi dan evaluasi harus dilakukan untuk memperbaiki keadaan dan individu
tersebut. Tentu dengan cara yang baik dan memiliki dasaran yang jelas, bukan
dengan paksaan dan kekosongan ilmu.
Berpikir Lebih Jauh
Kesibukan dalam mengurusi hal-hal internal sudah
menjadi hal yang lumrah dalam menjalanakan suatu organisasi. Konflik-konflik
internal pasti terjadi, malahan menjadi suatu dinamika tersendiri yang akan
menguatkan pondasi-pondasi suatu organisasi. Namun, hal-hal yang tidak
berkaitan langsung ke dalam organisasi, namun memiliki dampak yang luas
terhadap organisasi maupun yang lain juga harus bisa mendapat perhatian yang
lebih. Tujuan-tujuan yang ditetapkan organisasi kampus haruslah bersentuhan dengan
masalah-masalah yang terjadi pada masyarakat dan bangsa. Narasi-narasi visioner
bisa menumbuhkan pikiran-pikiran baru yang berdampak positif bagi
keberlansungan organisasi tersebut. Hal-hal kecil namun berarti menjadi satu
langkah awal yang dapat membuat pergerakan suatu organisasi kampus lebih terasa
dibandingkan terpaku pada masalah-masalah abadi internal dan kegiatan turunan
suatu organisasi.
Impian-impian mengenai forum-forum anggota yang
dengan sengaja membicarakan tentang pikiran-pikiran besar mengenai masalah yang
terjadi terhadap masyarakat maupun bangsa menjadi utopia tersendiri bagi
sebagian orang. Keterlibatan banyak orang dalam menanggapi masalah yang tidak
bersentuhan langsung dengan organisasi namun berdampak besar untuk organisasi
maupun yang lain akan memunculkan solusi-solusi baru terhadap permasalahan
bangsa. Kepekaan terhadap persoalan yang terjadi dalam masyarakat dan bangsa
harus seimbang dengan kepedulian anggota terhadap masalah internal yang dihadapinya.
Pikiran dan tenaga yang habis untuk masalah internal seharusnya dapat terbagi
dengan adil untuk memikirkan juga masalah-masalah yang terjadi terhadap
masyarakat dan bangsa. Nilai-nilai luhur yang berdasar terhadap kepedulian akan
keadaan masyarakat dan bangsa akan membangun dasar yang kuat terhadap
organisasi kampus tersebut. Yang nantinya bisa berdampak positif mengenai
perkembagan organisasi kampus tersebut karena narasi-narasi besarnya.
Forum anggota yang sengaja membicarakan tentang
permasalahan bangsa menjadi utopia tersendiri bagi beberapa orang. Realisasi
bisa terjadi jika seluruh anggota memiliki pikiran yang sama tentang keadaan
yang terjadi pada Indonesia. Pembiasaan harus terus dilakukan agar tenaga dan
pikiran anggota organisasi tidak hanya terkuras dalam masalah pengaderan,
konflik internal, dan ketidaksepahaman, namun mau melangkah lebih jauh ke
permasalahan bangsa. Kesadaran, kepekaan, dan kepedulian harus terus dibangun
dan dibentuk agar organisasi kemahasiswaan manapun bisa melangkah lebih jauh,
berdampak lebih luas, dan bergerak untuk kebermanfaatan yang lebih nyata.
2 komentar
Good point. Pada akhirnya, sebagus apapun suatu forum, tidak akan berarti apa-apa jika hanya berakhir dengan wacana-wacana belaka. Kritis yang tidak dibarengi dengan aksi juga tidak akan menghasilkan apa-apa. Lihai dalam berorasipun juga tidak akan bermakna kalau mahasiswa nya malas kuliah dan tugas dikerjakan asal-asalan. Mau kritis boleh, tapi juga harus bertanggung jawab.
ReplyDeleteGood point. Pada akhirnya, sebagus apapun suatu forum, tidak akan berarti apa-apa jika hanya berakhir dengan wacana-wacana belaka. Kritis yang tidak dibarengi dengan aksi juga tidak akan menghasilkan apa-apa. Lihai dalam berorasipun juga tidak akan bermakna kalau mahasiswa nya malas kuliah dan tugas dikerjakan asal-asalan. Mau kritis boleh, tapi juga harus bertanggung jawab.
ReplyDelete