Utopia Forum Mahasiswa

Kampus diharapkan sebagai tempat belajar seluruh entitas di dalamnya, baik dosen, staff, dan mahasiswa. Ilmu pengetahuan khusus hingga ilmu...

Kampus diharapkan sebagai tempat belajar seluruh entitas di dalamnya, baik dosen, staff, dan mahasiswa. Ilmu pengetahuan khusus hingga ilmu sosial yang terjadi karena interaksi sehari-hari satu sama lain antar individu yang berada di kampus, menjadi satu sarana tersendiri untuk belajar memahami karakteristik suatu bidang keilmuwan maupun lingkungan sosial yang secara tidak langsung membentuk pribadi masing-masing individu. Karenanya, pembentukan serta perkembangan kepribadian diri dipengaruhi oleh lingkungannya. Ketika arahan yang diberikan oleh lingkungan menuju kebaikan, dengan sendirinya individu di dalamnya menuju kebaikan. Berlaku pula sebaliknya. Maka dari itu pembentukan lingkungan yang ideal menjadi salah satu faktor penting dalam membentuk kepribadian seseorang.
Laboratorium kehidupan disandangkan sebagai gelar yang diberikan kepada kampus atau perguruan tinggi, ketika segala kehidupan di dalamnya diatur secara mandiri oleh mahasiswa sebagai salah satu penghuni di dalamnya. Eksperimen-eksperimen secara bebas dapat dilakukan sebagai sarana pembelajaran mahasiswa selama masih dalam batas bertanggung jawab. Kebebasan ini dapat diarahkan menuju tempat dan tujuan yang besar agar eksperimen-eksperimen yang dilakukan bisa menjadi penemuan yang berguna untuk orang banyak. Pandangan visioner yang membentuk ekosistem kampus selayaknya diteguhkan agar aktivitas mahasiswa selalu mengarah pada hal-hal besar demi kemajuan bersama. Maka dari itu kepekaan serta kepedulian menjadi modal awal untuk bergerak ke hal yang lebih besar, untuk bisa menjadikan segala aktivitas yang terjadi di dalam lingkungan kampus semakin berdampak positif dan menyeluruh ke segala penjuru.

Demokratisasi

Mufakat atas dasar musyawarah menjadi landasan awal keberadaan demokrasi yang selama ini dijunjung tinggi oleh Indonesia, khususnya mahasiswa. Forum-forum yang diadakan untuk mencapai kata mufakat menjadi langkah nyata adanya kesepakatan seluruh pihak untuk mengedepankan kebersamaan dibandingkan ego pribadinya. Seluruh anggota dapat dengan bebas berpendapat untuk mencapai satu kata kesepakatan yang menjadi landasan untuk melakukan segala aktivitasnya. Bentuk demokratisasi dalam kehidupan kampus saat ini menjadi hal yang sangat positif untuk membiasakan diri agar tidak melulu mengedepankan pendapat pribadi di atas semuanya, namun harus melalui kesepakatan dari semua pihak.
Bentuk-bentuk seperti Forum Anggota, Hearing, dan yang lainnya menjadi hal yang membuktikan bahwa demokratisasi berjalan dengan baik di dalam kehidupan kampus. Rasa saling percaya dengan mengedepankan musyawarah-mufakat adalah bentuk positif dalam perkembangan menuju kegiatan yang lebih demokratis. Pengambilan keputusan bersama dengan penuh tanggung jawab akan membentuk lingkungan yang lebih dinamis dan tidak terpaku pada satu individu. Perbaikan-perbaikan akan terus berlajan seiring dengan penyesuaian kondisi kekinian dan perkembangan ilmu pengetahuan serta kedewasaan para anggota organisasi, yang akan berdampak positif dalam kegiatan keorganisasian.

Terkurung

Dengan berjalannya bentuk demokratisasi dalam menjalankan roda keorganisasian mahasiswa, akan semakin membuka peluang yang lebih besar dalam memberikan dampak terhadap ruang lingkup yang lebih luas. Semakin banyak otak yang memikirkan, berbagai sumber ilmu pengetahuan, dan sudut pandang yang ada akan memunculkan pandangan-pandangan yang bervariasi. Yang pada akhirnya dapat disintesiskan menjadi sebuah solusi yang terbaik. Maka dari itu, hal-hal yang dibicarakan haruslah menjadi masalah-masalah yang besar dan menyangkut orang banyak, tidak hanya di dalam ruang lingkup organisasi namun harus juga bisa menjangkau permasalahan yang lebih luas seperti keilmuwan, masyarakat, dan bangsa.
Masalah-masalah yang muncul dalam diskusi-diskusi yang terbentuk oleh demokratisasi serta kepedulian mahasiswa idealnya mencakup masalah yang luas. Namun apakah hal ini telah terwujud seperti yang diimpikan. Kesibukan organisasi dalam masalah internal yang seakan mengurung mereka untuk hanya terpaku dalam menyelesaikan masalah-masalah internal tersebut bisa saja menjadi satu halangan nyata untuk melangkah maju dalam membicarakan hal-hal yang lebih besar. Masalah pembentukan kader, konflik antar anggota, dan ketidaksepahaman yang seakan menghabiskan seluruh pikiran dan tenaga anggota organisasi bisa mengganjal perkembangan organisasi menuju tujuan yang lebih jauh. Dalam memikirkan orang lain, masyarakat, bahkan negara pun seakan menjadi hal mustahil untuk dimusyawarahakn ketika segala pikiran dan tenaga anggota sudah habis untuk memikirkan konflik internal organisasi tersebut. Dengan sendirinya hal ini akan menghambat perkembangan yang seharusnya terjadi dalam organisasi. Walaupun sesungguhnya hal internal harus juga menjadi pertimbagan penting organisasi dalam menjalankan roda kegiatannya, namun rasa peka dan peduli terhadap konflik-konflik yang terjadi di luar organisasi menjadi bentuk lain yang tidak kalah pentingnya dari masalah internal. Pembagian pikiran dan tenaga untuk seimbang membicarakan masalah internal organisasi dan eksternal organisasi menjadi hal yang mutlak dan harus dilaksanakan, agar dinamisasi terus terjadi untuk membentuk suatu organisasi ke arah yang lebih baik lagi.
Keadaan lain yang dapat membuat perkembangan suatu organisasi menjadi terhambat adalah kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik terjadi dalam musyawarah anggota dalam menentukan keputusan. Forum-forum anggota hadir sebagai salah satu tempat untuk mencari solusi terhadap masalah-masalah yang terjadi di dalam maupun di luar organisasi. Pembiasaan musyawarah ini menjadi hal penting, karena di dalamnya bisa memunculkan berbagai macam pikiran, pendapat, dan ide yang sesuai untuk menyelesaikan masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh organisasi. Namun bagaimana jika sebaliknya, ketika suatu forum musyawarah justru hanya menjadi tempat saling menyalahkan. Forum musyawarah hanya menjadi tempat untuk memunculkan keburukan-keburukan lain, yang justru semakin memperburuk keadaan. Forum musyawarah malah justru menjadi tempat untuk memunculkan masalah-masalah lain, bukan untuk mencari solusi dari masalah yang sedang dihadapi. Pelaksanaannya malah menjadi hal yang terpaksa untuk dijalankan karena tuntutan zaman untuk bisa mengikuti demokratisasi namun kenyataannya tidak memberi bantuan sedikitpun terhadap masalah yang sedang dihadapi. Demokratisasi yang diharapkan terjadi, malah menjadi bumerang yang menyerang balik suatu organisasi dalam memunculkan masalah-masalah baru. Keterbukaan menjadi hal yang mutlak dalam musyawarah, agar solusi-solusi yang diharapkan ada bermunculan dari berbagai pikiran yang ada.
Pembelajaran yang terjadi dalam proses demokratisasi kegiatan organisasi kampus harus bisa dirasakan oleh seluruh anggota organisasi. Baik itu mahasiswa tua maupun muda. Karena bentuk pembelajaran seperti ini tidak bisa dengan mudah di dapat di luar kegiatan kampus dan prosesnya terus berjalan tanpa ada batasnya. Berhentinya pembelajaran dalam bentuk demokratisasi ini akan terjadi ketika seorang mahasiswa sudah terlepas dari gelarnya. Selama itu pula, semua orang berhak untuk belajar dari dinamika yang terjadi di dalam organisasi. Kembali lagi bahwa keterbukaan menjadi hal yang sangat penting dalam pelaksanannya. Batasan-batasan semu yang sengaja dibuat untuk memisahkan sekelompok golongan harus dihapuskan untuk memurnikan proses demokratisasi ini. Persamaan derajat dan hak dalam menyampaikan pendapatnya menjadi modal penting ketika suatu organisasi menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Tak ada yang bisa membedakan posisi suatu individu dalam musyawarah, baik itu jabatan maupun materi. Proses pembelajaran ini juga terus berjalan dan dalam keberlansungannya wajar bila terjadi suatu kesalahan. Bukanlah sebuah dosa jika terjadi kesalahan dalam berpikir maupun bertindak, koreksi dan evaluasi harus dilakukan untuk memperbaiki keadaan dan individu tersebut. Tentu dengan cara yang baik dan memiliki dasaran yang jelas, bukan dengan paksaan dan kekosongan ilmu.

Berpikir Lebih Jauh

Kesibukan dalam mengurusi hal-hal internal sudah menjadi hal yang lumrah dalam menjalanakan suatu organisasi. Konflik-konflik internal pasti terjadi, malahan menjadi suatu dinamika tersendiri yang akan menguatkan pondasi-pondasi suatu organisasi. Namun, hal-hal yang tidak berkaitan langsung ke dalam organisasi, namun memiliki dampak yang luas terhadap organisasi maupun yang lain juga harus bisa mendapat perhatian yang lebih. Tujuan-tujuan yang ditetapkan organisasi kampus haruslah bersentuhan dengan masalah-masalah yang terjadi pada masyarakat dan bangsa. Narasi-narasi visioner bisa menumbuhkan pikiran-pikiran baru yang berdampak positif bagi keberlansungan organisasi tersebut. Hal-hal kecil namun berarti menjadi satu langkah awal yang dapat membuat pergerakan suatu organisasi kampus lebih terasa dibandingkan terpaku pada masalah-masalah abadi internal dan kegiatan turunan suatu organisasi.
Impian-impian mengenai forum-forum anggota yang dengan sengaja membicarakan tentang pikiran-pikiran besar mengenai masalah yang terjadi terhadap masyarakat maupun bangsa menjadi utopia tersendiri bagi sebagian orang. Keterlibatan banyak orang dalam menanggapi masalah yang tidak bersentuhan langsung dengan organisasi namun berdampak besar untuk organisasi maupun yang lain akan memunculkan solusi-solusi baru terhadap permasalahan bangsa. Kepekaan terhadap persoalan yang terjadi dalam masyarakat dan bangsa harus seimbang dengan kepedulian anggota terhadap masalah internal yang dihadapinya. Pikiran dan tenaga yang habis untuk masalah internal seharusnya dapat terbagi dengan adil untuk memikirkan juga masalah-masalah yang terjadi terhadap masyarakat dan bangsa. Nilai-nilai luhur yang berdasar terhadap kepedulian akan keadaan masyarakat dan bangsa akan membangun dasar yang kuat terhadap organisasi kampus tersebut. Yang nantinya bisa berdampak positif mengenai perkembagan organisasi kampus tersebut karena narasi-narasi besarnya.


Forum anggota yang sengaja membicarakan tentang permasalahan bangsa menjadi utopia tersendiri bagi beberapa orang. Realisasi bisa terjadi jika seluruh anggota memiliki pikiran yang sama tentang keadaan yang terjadi pada Indonesia. Pembiasaan harus terus dilakukan agar tenaga dan pikiran anggota organisasi tidak hanya terkuras dalam masalah pengaderan, konflik internal, dan ketidaksepahaman, namun mau melangkah lebih jauh ke permasalahan bangsa. Kesadaran, kepekaan, dan kepedulian harus terus dibangun dan dibentuk agar organisasi kemahasiswaan manapun bisa melangkah lebih jauh, berdampak lebih luas, dan bergerak untuk kebermanfaatan yang lebih nyata.

You Might Also Like

2 komentar

  1. Good point. Pada akhirnya, sebagus apapun suatu forum, tidak akan berarti apa-apa jika hanya berakhir dengan wacana-wacana belaka. Kritis yang tidak dibarengi dengan aksi juga tidak akan menghasilkan apa-apa. Lihai dalam berorasipun juga tidak akan bermakna kalau mahasiswa nya malas kuliah dan tugas dikerjakan asal-asalan. Mau kritis boleh, tapi juga harus bertanggung jawab.

    ReplyDelete
  2. Good point. Pada akhirnya, sebagus apapun suatu forum, tidak akan berarti apa-apa jika hanya berakhir dengan wacana-wacana belaka. Kritis yang tidak dibarengi dengan aksi juga tidak akan menghasilkan apa-apa. Lihai dalam berorasipun juga tidak akan bermakna kalau mahasiswa nya malas kuliah dan tugas dikerjakan asal-asalan. Mau kritis boleh, tapi juga harus bertanggung jawab.

    ReplyDelete